Senin, 14 Februari 2011

industri pertambangan

Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam memastikan kawasan industri pertambangan terpadu nasional di provinsi itu akan dibuka di lahan tidak strategis seluas 116.841 hektar.
Lahan tersebut memang memiliki potensi namun bukan berada di wilayah hutan lindung apalagi hutan konservasi.  Dengan begitu, Sultra tidak menggunakan tanah seluas 49.195 ha  di area penggunaan lain (APL) strategis yang semula akan diusulkan ke  DPR.
"Akan ada lima kawasan industri sesuai komoditas namun tidak di lokasi area penggunaan lahan strategis itu," tuturnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR di Jakarta kemarin.
Meskipun dinamakan kawasan industri, menurut dia, tidak semua lahan di kawasan tersebut digunakan. "Tidak semua luas wilayah sekian kilometer akan menjadi kawasan industri. Mungkin hanya 5.000 atau 6.000 hektar, tetapi itu hanya penamaan saja."
Pembukaan kawasan industri pertambangan terpadu tersebut, menurut Nur Alam,  menjadi penting dilakukan agar pengelolaan pertambangan sumber daya alam mineral seperti nikel, aspal, dan emas yang di Sultra dapat berkelanjutan dan terkendali dari sisi lingkungan.
Menurut Nur Alam, selama ini pengelolaan sumber daya itu dilakukan serampangan dan sangat mengekspolitasi alam, serta tidak memberikan pertambahan pendapatan dari sektor pajak dan nonpajak.
"Dengan terbentuknya lima kawasan industri pertambangann terpadu, pengelolaan akan lebih terintegrasi, terpadu, dan terkendali.  Harapannya, akan ada nilai tambah baik dari sisi penerimaan negara maupun lapangan pekerjaan."

Jumat, 28 Januari 2011

Alam tidak Menentu


 Perubahan cuaca telah menjungkirbalikkan kehidupan petani. Perkebunan dan persawahan yang dahulu memakmurkan mereka kini tak lagi memberikan kehidupan bagi para pengolahnya. Petani seolah memasuki zaman Kalatida, zaman serba susah.
Hampir semua petani dan buruh tani kini merasakan kesusahan bertani. Petani mangga salah satunya. Mangga yang selama ini menopang hidup mereka tak berbuah, sekalipun di lokasi-lokasi yang selama ini dikenal sebagai sentra buah-buahan, yaitu Indramayu, Cirebon, dan Majalengka, Jawa Barat.
Buah yang biasanya menjejali pepohonan di perkebunan, pekarangan, dan di pinggir jalan kini sulit ditemui. Tak hanya di perkotaan, mangga juga susah didapatkan di pedesaan, mulai dari pesisir pantai hingga dataran agak tinggi dekat pegunungan.

Alternatif


Tanpa menggunakan bahan-bahan pembersih yang ada di pasaran saat ini sepertinya tidak mungkin dilakukan 100 persen. Akan tetapi beberapa tips berikut agaknya dapat dicoba, sebagai solusi untuk mengurangi penggunaan bahan pembersih konvensional yang dapat mengganggu kesehatan dan lingkungan tersebut.
Jeruk nipis, bisa digunakan untuk menghilangkan minyak pada cermin atau meja. Asam cuka, ampuh menghilangkan minyak, mencegah tumbuhnya jamur, membersihkan kaca jendela dan lantai.
Garam dapur, dapat digunakan sebagai desinfektan. Sodium bikarbonat atau baking powder, sebagai pembersih, penghilang bau, penghilang noda, melembutkan kain dan membantu melancarkan saluran air yang tersumbat dengan campuran cuka. Biasanya, orang lebih mengenal campuran asam cuka dan baking powder sebagai bahan pembersih serba guna, karena dapat digunakan untuk membersihkan toilet, tempat cuci piring, lantai dan permukaan lainnya. Pilihan ada pada anda, gunakan secara bijak demi kesehatan dan lingkungan.

Penggurus Bencana Alam

Jika kita berbicara tentang bencana seperti gempa bumi atau cuaca buruk, maka asosiasi kita langsung tertuju kepada BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) yang sering muncul di televisi atau acara prakiraan cuaca.
BMG inilah yang memberikan informasi tentang cuaca hari ini, esok hari, atau memberikan peringatan jika ada hal-hal yang luar biasa. Misalnya peringatan dini terhadap Tsunami, badai, dan sebagainya. BMG bekerja seperti layaknya radar yang senantiasa mendeteksi bencana yang diperkirakan akan muncul.
Secara umum, meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang atmosfer khususnya dalam hal prakiraan dan gejala-gejala cuaca.
Setiap tahun PBB selalu mencanangkan gerakan internasional untuk melakukan pengamatan, penelitian dan usaha penanggulangan guna mengatasi penurunan derajat kerusakan iklim dunia, pemanasan global dan sebagainya. Misalnya melalui diskusi, seminar atau kegiatan ilmiah lainnya yang diikuti oleh para pakar dari bebagai disiplin ilmu, mulai dari para pakar meteorologi, klimatologi, lingkungan hidup dan lainnya.
Cuaca didefinisikan sebagai keadaan rata-rata udara pada batas waktu tertentu dan tempat tertentu. Sedangkan iklim berasal dari bahasa Yunani, klima, diartikan sebagai kecenderungan (inclination). Iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah yang luas dalam jangka waktu yang cukup lama. PBB mendefinisikan iklim sebagai total seluruh elemen atmosfer seperti penyinaran matahari (lama dan intensitasnya), kelembaban, awan, hujan dan angin (arah dan kecepatan) dalam jangka waktu 30 tahun.
Jadi menjelaskan sistem iklim bumi ke depan, apalagi memprediksikannya bukanlah pekerjaan yang gampang. Ada banyak faktor dan variabel yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut umumnya dikategorikan ke dalam tiga grup. Pertama, faktor utama meliputi semua unsur pembawa secara langsung dan tidak langsung sistim iklim itu sendiri, misalnya dinamika glasier, lautan dan pola-pola alami iklim permukaan bumi (siklus air, sirkulasi atmosfer, es dan salju, uap air dan awan).
Faktor kedua adalah gaya-gaya yang berpengaruh selain faktor utama tersebut misalnya pemanasan global yang disebabkan emisi gas rumah kaca, pergeseran lempeng tektonik, dan radiasi matahari, termasuk pula aktifitas vulkanik dan perubahan orbit bumi. Faktor ketiga adalah aktivitas manusia misalnya penggunaan dan pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi), aerosol (gas CFC yang dilepaskan AC dan kulkas), industri, pembalakan hutan dan perubahan tata guna lahan.

Gas Elpiji Terbukti Ramah Lingkungan

konversi minyak tanah ke gas elpiji tidak akan merusak lingkungan, karena dari segi gas buang sangat ramah lingkungan. "Pembakarannya sempurna dan relatif lebih cepat, sehingga ramah lingkungan.

Menurutnya, proses pembakaran minyak tanah menghasilkan asap, dan berbau, sedangkan elpiji tidak menghasilkan asap dan tidak berbau. "Jadi tidak salah, jika kita katakana elpiji ramah lingkungan.

Namun demikian,pemer,perlu untuk menyadarkan masyarakat Indonesia untuk menggunakan elpiji.pemerintah harus bisa menjamin produk-produk elpiji aman bagi kehidupan masyarakat.

"Juga harus ada jaminan pasokan dan distribusinya berjalan baik, serta harga terjangkau bagi masyarakat," jelasnya. "Sosialisasi perlu ditingkatkan agar program ini maksimaldan dinyatakan berhasil,". dalam menyelamatkan lingkungan.                                                                                                                                                                                                                                                                                        Indonesia termasuk dalam konvensi perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mendukung sepenuhnya energi ramah lingkungan. Oleh karena itu,pemerintah harus tetap menjaga komitmennya untuk mendorong konversi minyak tanah ke elpiji. "Karena elpiji lebih bersih disbanding minyak tanah,".

menambahkan, penggunaan elpiji juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi, karena nilai kalor elpiji lebih tinggi jika dibandingkan dengan minyak tanah. Seperti diketahui, elpiji merupakan gas hidrokarbon produksi rai kilang minyak dan kilas gas dengan komponen utama gas propane dan butane.

Pada tekanan atmosfer, elpiji berbentuk gas. Tetapi untuk kemudahan distribusinya, elpiji diubah fasnya menjadi cair dengan memberi tekanan. Dalam bentuk cair, elpiji mudah didistribusikan dalam tabung ataupun tangki.