Jumat, 28 Januari 2011

Penggurus Bencana Alam

Jika kita berbicara tentang bencana seperti gempa bumi atau cuaca buruk, maka asosiasi kita langsung tertuju kepada BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) yang sering muncul di televisi atau acara prakiraan cuaca.
BMG inilah yang memberikan informasi tentang cuaca hari ini, esok hari, atau memberikan peringatan jika ada hal-hal yang luar biasa. Misalnya peringatan dini terhadap Tsunami, badai, dan sebagainya. BMG bekerja seperti layaknya radar yang senantiasa mendeteksi bencana yang diperkirakan akan muncul.
Secara umum, meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang atmosfer khususnya dalam hal prakiraan dan gejala-gejala cuaca.
Setiap tahun PBB selalu mencanangkan gerakan internasional untuk melakukan pengamatan, penelitian dan usaha penanggulangan guna mengatasi penurunan derajat kerusakan iklim dunia, pemanasan global dan sebagainya. Misalnya melalui diskusi, seminar atau kegiatan ilmiah lainnya yang diikuti oleh para pakar dari bebagai disiplin ilmu, mulai dari para pakar meteorologi, klimatologi, lingkungan hidup dan lainnya.
Cuaca didefinisikan sebagai keadaan rata-rata udara pada batas waktu tertentu dan tempat tertentu. Sedangkan iklim berasal dari bahasa Yunani, klima, diartikan sebagai kecenderungan (inclination). Iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah yang luas dalam jangka waktu yang cukup lama. PBB mendefinisikan iklim sebagai total seluruh elemen atmosfer seperti penyinaran matahari (lama dan intensitasnya), kelembaban, awan, hujan dan angin (arah dan kecepatan) dalam jangka waktu 30 tahun.
Jadi menjelaskan sistem iklim bumi ke depan, apalagi memprediksikannya bukanlah pekerjaan yang gampang. Ada banyak faktor dan variabel yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut umumnya dikategorikan ke dalam tiga grup. Pertama, faktor utama meliputi semua unsur pembawa secara langsung dan tidak langsung sistim iklim itu sendiri, misalnya dinamika glasier, lautan dan pola-pola alami iklim permukaan bumi (siklus air, sirkulasi atmosfer, es dan salju, uap air dan awan).
Faktor kedua adalah gaya-gaya yang berpengaruh selain faktor utama tersebut misalnya pemanasan global yang disebabkan emisi gas rumah kaca, pergeseran lempeng tektonik, dan radiasi matahari, termasuk pula aktifitas vulkanik dan perubahan orbit bumi. Faktor ketiga adalah aktivitas manusia misalnya penggunaan dan pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi), aerosol (gas CFC yang dilepaskan AC dan kulkas), industri, pembalakan hutan dan perubahan tata guna lahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar